Pelatihan Deteksi Rotavirus Sukses diselenggarakan di BBLKM Banjar Baru
Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) UGM telah sukses menyelenggarakan pelatihan deteksi rotavirus di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM), Banjar Baru, Kalimantan Selatan pada tanggal 6-8 Mei 2024. Acara ini berlangsung selama tiga hari yang dihadiri oleh peserta dari tim laboratorium regional Studi Surveilans Rotavirus Gastroenteritis Akut (RVGE) yang terdiri dari Tim PKKA PRO, RS Udayana Bali, BBLKM Banjar Baru, BBLKM Jakarta dan CDC Indonesia.
Acara pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Principal Investigator (PI) oleh dr. Rony Trilaksono, M.Sc SP.A. dari UGM. Pada pembukaan dihadiri juga oleh plh Kepala BBLKM Banjarbaru yaitu Ibu Luluk Kusnatin, SKM., MS. Tim dari UGM yang hadir dalam pelatihan ini antara lain sebagai co-PI yaitu Prof. dr. Dr. Hera Nirwati, M.Kes., Sp.MK (K) dan sebagai lab manager yaitu Ayu Rahayu S.Si., M.Si. Pemateri pada Pelatihan Deteksi Rotavirus ini yaitu Rashi gautam dan Slavica Mijatovic-Rustempasic dari Perwakilan Grup Rotavirus CDC Atlanta. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim peneliti dalam melakukan studi surveilans aktif RVGE.
Pada hari pertama pelatihan, materi yang disampaikan tentang Rotavirus yang meliputi pengenalan struktur virus secara genotipik dan pendekatan molekuler yang digunakan dalam mendeteksi Rotavirus. Setelah itu para peserta diajak ke laboratorium untuk memulai hands-on deteksi rotavirus dengan pendekatan Uji Imunosorbent Enzim (EIA) sebagai Uji Deteksi Kualitatif Antigen Rotavirus dalam sampel tinja. Materi selanjutnya yang disampaikan pada Uji Profisiensi Deteksi Rotavirus. Uji ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja laboratorium dalam mendeteksi rotavirus dalam sampel tinja. Prinsip kerja dari PT Panel Kit Rotavirus serupa dengan uji diagnostik, namun tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa laboratorium mampu melakukan tes dengan benar dan mendapatkan hasil yang akurat.
Pada hari kedua, peserta dibagi menjadi 2 tim untuk melakukan ekstraksi RNA Rotavirus dari sampel tinja. RNA tersebut digunakan untuk skrining genotipe menggunakan qPCR. Pada sesi ini peserta mendapatkan kesempatan untuk menggunakan protokol CDC dalam mendeteksi genotipe termasuk reagen yang digunakan adalah produk in-house dari CDC.
Peserta melakukan pengujian kembali pada hari ketiga pelatihan ini, dimulai dari pemerikaan uji EIA sampai qPCR untuk sampel tinja. Bagian yang paling menarik yaitu dimana peserta belajar cara melakukan analisa dan interpretasi data yang didapatkan termasuk mengirimkan hasil uji profisiensi diwebsite surveilans Rotavirus yang terkoneksi secara global.
Pelatihan ini mendapatkan feedback yang sangat positif dari para peserta dan pelatih. Dengan diselenggarakannya pelatihan ini, diharapkan tim peneliti dapat mengaplikasikan materi yang diperoleh untuk mendukung Sustainabel Development Goals ke 3 yaitu Ensure healthy lives and promote well-being for all at all ages dimana surveilans dan deteksi rotavirus yang dilakukan di Laboratorium dapat mendukung implementasi pencegahan penyakit menular di di Indonesia. Pelatihan ini juga memperkuat kerjasama antra Indonesia dengan Pihak Internasional dalam penelitian kesehatan yang berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi rotavirus gastroenteritis akut.
Penulis : Ayu Rahayu S.Si., M.Si.
Editor : Apt.Sarah Ulfa. MPH
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!