Rapat Koordinasi Hasil Analisis Final Studi CEA & BIA Dengue
Perubahan iklim yang semakin meningkat diperkirakan akan berkontribusi pada peningkatan insidensi demam berdarah dengue (DBD) secara global, termasuk di Indonesia. Hingga 1 Juli 2024, Indonesia telah melaporkan 149.866 kasus konfirmasi DBD, angka yang hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan ini terjadi di 465 kabupaten di seluruh 38 provinsi, dengan total 884 kematian. Dalam konteks ini, analisis biaya-efektivitas menjadi krusial untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, memungkinkan alokasi dana dari intervensi yang kurang efektif menuju intervensi yang lebih efisien dan ekonomis.
Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT. Takeda Innovative Medicines untuk melakukan penelitian berjudul “Cost-effectiveness & Budget Impact Analysis of Dengue Vaccine Introduction in Indonesia.” Penelitian ini mencakup delapan provinsi dan melibatkan berbagai puskesmas serta rumah sakit. Rekrutmen partisipan untuk studi ini berlangsung dari 31 Januari hingga 31 Agustus 2024.
Pada 12 Oktober 2024, PKKA-PRO dan PT. Takeda Innovative Medicines mengadakan rapat koordinasi di Yogyakarta untuk membahas hasil analisis final studi. Rapat ini dihadiri oleh sejumlah ahli, termasuk dr. Budhy D. Widjojo, dr. Arif Abdillah, dr. Carolina Halim, Fauchil Wardati, MPH, Apt. Athaya Salsabilla, S.Farm, dan Sarah Maria Saragih, M.Sc dari PT. Takeda, serta Prof. dr. Jarir At Thobari, DPharm, PhD sebagai Koordinator Studi, Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A (K) sebagai Penasihat Medis, dan Dr. dr. RR. Ratni Indrawanti, Sp.A (K) sebagai Peneliti Utama, bersama tim peneliti lainnya dari PKKA-PRO FK-KMK UGM.
Diskusi dalam pertemuan ini berfokus pada hasil studi dan rencana tindak lanjut yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dalam pengendalian penyakit infeksi menular tropis seperti DBD. Melalui upaya penelitian dan intervensi yang terencana, diharapkan dapat menurunkan angka kasus DBD serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya SDG 3 yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan. Semoga langkah-langkah ini membawa dampak positif bagi masyarakat dan mengurangi beban penyakit ini di masa depan.
Penulis : Sarah Ulfa
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!