Training Genomic Nanopore Sequencing for Wastewater Surveillance (Pelatihan Genomic Nanopore Sequencing untuk Pemantauan Air Limbah).
Yogyakarta, 22 November 2024 – Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) FK-KMK UGM telah sukses menyelenggarakan kegiatan pelatihan bertajuk Training Genomic Nanopore Sequencing for Wastewater Surveillance pada Senin, 18 November hingga Jumat, 22 November 2024 di LPPT UGM (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) Pelatihan ini dihadiri oleh para ahli dan peneliti dari berbagai bidang, termasuk mikrobiologi dan genomik. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dibidang analisis laboratorium di Indonesia, khususnya di lingkungan akademik UGM, dalam melakukan uji genomik pada sampel air limbah dengan menggunakan metode Nanopore Genomic Sequencing.
Pelatihan ini melibatkan berbagai pakar internasional dan nasional dalam bidang genomik dan mikrobiologi, di antaranya adalah para analis laboratorium dari Imperial College London dan Murdoch Children Research Institute Australia. Kegiatan ini merupakan bentuk pengembangan penelitian Wastewater Surveillance yang sudah dilaksanakan PKKA-PRO sejak tahun 2021 di bawah kepemimpinan Prof. dr. Indah Kartika Murni, Sp.A(K), PhD, serta dr. Vicka Oktaria, MPH, PhD, sebagai Wakil Ketua Peneliti dari UGM. Acara ini dihadiri oleh Dr. dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.A(K), Ketua PKKA-PRO UGM, yang memberikan sambutan pada hari pertama, serta pakar internasional seperti Prof. Nicholas Grassly dari Imperial College London dan Prof. Julie Bines dari MCRI, yang membuka sesi pelatihan pada hari pertama dan kedua.
Peserta pelatihan mempelajari prosedur laboratorium untuk uji sequencing, serta metode analisis hasil sequencing. Dengan menggunakan Nanopore genomic sequencing, peserta dapat mengidentifikasi dan menganalisis evolusi, transmisi, serta penyebaran berbagai virus melalui sampel air limbah. Pada hari pertama, pelatihan dimulai dengan pengenalan protokol dan PCR untuk genotipe Typhi, dilanjutkan dengan persiapan library sequencing pada hari kedua. Hari ketiga berfokus pada teknik sequencing nanopore, sementara pada hari keempat peserta dilatih dalam analisis hasil sequencing. Pada hari terakhir, para peserta mempelajari cara menganalisis sequencing untuk multidrug-resistant (MDR) dan merencanakan tindak lanjut untuk pengembangan riset di masa depan.
Pelatihan ini menjadi ajang penting untuk membangun kemitraan antara lembaga pendidikan, peneliti, dan praktisi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG). Program ini mendukung SDG 17, yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan, dengan mendorong kolaborasi antara UGM dan lembaga internasional. Selain itu, pelatihan ini berkontribusi pada SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, karena dapat mempercepat deteksi dini penyebaran penyakit melalui analisis sampel air limbah. SDG 4: Pendidikan Berkualitas juga tercapai melalui pemberian pelatihan teknis yang meningkatkan keterampilan laboratorium di Indonesia, sementara SDG 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur didorong melalui pemanfaatan teknologi terbaru dalam sektor penelitian.
Diharapkan bahwa melalui pelatihan ini, tenaga laboratorium di UGM dan Indonesia secara umum dapat menguasai teknologi Nanopore sequencing, sehingga mampu melakukan penelitian independen dan berbagi pengetahuan dengan lembaga lain di masa depan. Keberhasilan pelatihan ini menjadi langkah penting untuk memperkuat kemampuan riset dan pengujian dalam menghadapi tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penulis : Dhimas Sholikhul Huda
Editor : Iskran Dwi Rahmanto, S.Geo
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!