Tim PKKA-PRO UGM Laksanakan Peninjauan Lokasi untuk Studi Wastewater Surveillance di Perumda Toya Wening Surakarta
24 September 2025_Pusat Kajian Kesehatan Anak – Pediatric Research Office (PKKA-PRO), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melaksanakan kegiatan peninjauan dan penilaian kandidat titik lokasi pengambilan sampel air limbah di bawah pengelolaan Perumda Toya Wening Kota Surakarta pada Rabu, 24 September 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian lanjutan Wastewater Surveillance (WS) yang berfokus pada deteksi patogen dengan potensi pandemi dalam air limbah perkotaan sebagai sistem peringatan dini. Studi ini tidak hanya mendukung peningkatan kesehatan masyarakat, tetapi juga selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDG 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera melalui penguatan kapasitas deteksi dini penyakit menular.
Surveilans air limbah menjadi metode yang semakin banyak diadopsi untuk memantau keberadaan patogen seperti polio, tifoid, serta fragmen virus SARS-CoV-2 melalui ekskresi biologis yang masuk ke sistem pembuangan air limbah. Pendekatan ini dinilai efektif, terjangkau, dan mampu merefleksikan transmisi penyakit di komunitas, terutama di negara berpendapatan menengah dan rendah. Penelitian WS yang sebelumnya dilakukan oleh tim PKKA-PRO UGM telah membuktikan bahwa deteksi SARS-CoV-2 dari air limbah dapat memberikan sinyal lebih awal sebelum terjadinya lonjakan kasus. Pengetahuan ini terus dikembangkan melalui kemitraan multisektor yang sejalan dengan SDG 17 mengenai kolaborasi untuk mencapai tujuan pembangunan.

Koordinasi di kantor Perumda Toya Wening bersama Manajer dan Staf terkait.
Kegiatan peninjauan di Surakarta melibatkan tim peneliti PKKA-PRO bersama para koordinator dan operator Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi, Pucang Sawit, dan Mojosongo. Kunjungan diawali dengan penyampaian tujuan penelitian oleh tim UGM dan sambutan dari perwakilan Perumda Toya Wening. Ketiga IPAL kemudian disurvei untuk menilai kelayakan lokasi sampling berdasarkan kondisi fisik, aksesibilitas, keamanan, debit air limbah, serta potensi pemasangan alat sampling seperti moore swab. Upaya kolaboratif ini mencerminkan implementasi nyata SDG 9 mengenai penguatan infrastruktur dan inovasi melalui pemanfaatan fasilitas pengolahan limbah sebagai sarana pengembangan teknologi deteksi patogen.

Tim Melakukan survei dan asesmen lokasi sampling potensial di IPAL Semanggi.

Tim Melakukan survei dan asesmen lokasi sampling potensial di IPAL Semanggi, IPAL Pucangsawit dan IPAL Mojosongo.
IPAL Semanggi, Pucang Sawit, dan Mojosongo masing-masing memiliki karakteristik berbeda. IPAL Semanggi memiliki sistem gravitasi tanpa pompa, dengan kedalaman inlet mencapai 5 meter dan potensi luapan air saat musim hujan. Pucang Sawit, yang seluruh sistemnya tertutup, memiliki debit stabil namun kondisi air menggenang dengan lapisan skum. Sementara itu, IPAL Mojosongo memiliki aliran limbah yang deras dengan akses terbuka, namun area outlet kerap digunakan warga untuk memancing, sehingga memerlukan mitigasi risiko dalam proses pengambilan sampel. Evaluasi kondisi infrastruktur ini memberikan gambaran penting untuk mendukung keberlanjutan kegiatan WS sebagai bagian dari inovasi ilmiah dan peningkatan kapasitas nasional.

ATim Melakukan survei dan asesmen lokasi sampling potensial di IPAL Mojosongo.
Selain kegiatan lapangan, tim juga menyerahkan draft perjanjian kerja sama penelitian kepada Perumda Toya Wening untuk diproses lebih lanjut. Kerja sama ini tidak hanya meningkatkan sinergi antara institusi akademik dan pemerintah daerah, tetapi juga mendorong pertukaran pengetahuan dan penguatan kapasitas SDM, sesuai dengan tujuan SDG 4 mengenai pendidikan berkualitas. Pelatihan terkait pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium yang telah dan akan dilakukan turut memperluas akses pendidikan dan keterampilan teknis bagi berbagai institusi di Indonesia.

Sesi Foto Bersama dengan Perugas IPAL Mojosongo.

Sesi Foto Bersama dengan Perugas IPAL Pucangsawit.
Secara keseluruhan, tim PKKA-PRO UGM menyimpulkan bahwa ketiga IPAL di bawah Perumda Toya Wening layak menjadi lokasi sampling untuk studi Wastewater Surveillance. Meski demikian, terdapat catatan penting terkait risiko keamanan di inlet IPAL Semanggi dan potensi gangguan di outlet IPAL Mojosongo. Studi ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem peringatan dini penyakit berbasis lingkungan, memperluas kerja sama multisektor, dan mengakselerasi perkembangan infrastruktur surveilans kesehatan di Indonesia. Dengan kontribusi terhadap SDG 3, SDG 4, SDG 9, dan SDG 17, kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat Indonesia menghadapi ancaman penyakit menular di masa depan.
Penulis : Dhimas Sholikhul Huda











Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!