Studi Wastewater Surveillance (SWESP)
Wabah COVID-19 telah menyebabkan terganggunya kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2 ini memiliki tingkat penyebaran yang tinggi serta memiliki bentuk gejala yang beragam pada tiap kasusnya. Oleh karena itu, perlu adanya sistem peringatan dini dengan metode pelacakan/tracing guna mengurangi penyebaran penyakit ke masyarakat secara luas.
Penelitian SWESP Indonesia (SARS-CoV-2 Surveillance using Wastewater and Environmental Sampling in Indonesia) merupakan salah satu upaya pembangunan sistem peringatan dini dalam penanganan wabah COVID-19 di Indonesia melalui air limbah domestik. Penggunaan sampel air limbah domestik didasarkan pada adanya kecurigaan penularan COVID-19 melalui rute feses-oral berdasarkan gejala gastrointestinal serta kemungkinan penularan melalui air.
Penelitian ini dilakukan dari 27 Juli 2021 hingga 7 Januari 2022 dan fase dua pada 18 Januari 2022 hingga 3 Juni 2022. Fase satu bertepatan dengan momen puncak gelombang kedua kasus Covid-19 varian Delta, sedangkan fase dua bertepatan dengan meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Lokasi penelitian berada di tiga kabupaten/kota dalam lingkup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yakni Kota Yogyakarta sebagai representasi kawasan urban atau perkotaan, Kabupaten Sleman sebagai representasi kawasan sub-urban, dan Kabupaten Bantul sebagai representasi kawasan rural atau pedesaan. Adapun jenis sampel terdiri dari tiga jenis yaitu sampel air limbah, sungai, dan sampel tanah yang diambil setiap satu atau dua minggu sekali. Menariknya, selain menggunakan metode grab (ciduk langsung), kami juga menggunakan metode passive sampling, di mana alat berbentuk torpedo dipasang dan dicelupkan ke dalam air limbah maupun air sungai selama 24 jam.
Target titik pengambilan sampel penelitian SWESP Indonesia di antaranya adalah jaringan IPAL terpusat di Yogyakarta (Balai PIALAM DIY), Instalasi IPAL komunal, sungai, dan berbagai tempat komunal seperti pasar, sekolah, pabrik, perkantoran, stadion, alun-alun, kolam renang, rusunawa, asrama, hotel, serta shelter COVID-19 sebagai titik lokasi pengambilan sampel.
Dari hasil penelitian didapatkan informasi bahwa virus COVID-19 varian Delta dan Omicron dapat terdeteksi melalui air limbah dengan rata-rata jumlah temuan virus sejalan dengan data COVID-19 komunitas yang diperoleh dari laporan instansi serta dinas kesehatan setempat. Selain itu, informasi peningkatan dan penurunan grafik temuan kasus dapat terlihat dua minggu lebih awal dari pada grafik kasus dari instansi atau lembaga pemerintah sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai terobosan sistem peringatan dini di level masyarakat dan pemerintah. Kegiatan penelitian juga telah dipublikasikan melalui media massa dengan dimuat dalam Kompas baik secara digital maupun cetak yang terbit pada tanggal 13 April 2022. Selain itu, penelitian ini pun telah dilakukan diseminasi kepada pemerintah mulai dari level kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) pada tanggal 30 Juni 2022 secara daring.
Gambar 1. Petugas Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat Proses Pengambilan Sampel
Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti
Gambar 2. Diseminasi Penelitian dengan Pemerintah Daerah dan Menko Marves
Sumber: Dokumentasi Tim Peneliti