Analisis Biaya Diare RV

Cost effectiveness analysis of Rotavirus Vaccine in Indonesia (CEA-RV) merupakan studi yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya vaksin rotavirus (khususnya vaksin Bio Farma RV3) sehingga dapat mengurangi insidensi diare yang disebabkan oleh rotavirus pada anak usia <5 tahun di Indonesia. Studi CEA-RV ini juga bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari berbagai macam strategi vaksinasi di Indonesia terkait dengan aspek biaya dan kesehatan, serta terhadap anggaran belanja negara pada skala nasional. Studi CEA-RV ini dipimpin oleh dr. Jarir At Thobari, MD, DPharm, PhD dan disponsori oleh beberapa lembaga baik nasional maupun internasional yaitu ITAGI (Indonesia), MCRI (Australia), dan PATH (Amerika Serikat).

Diare terkait rotavirus menimbulkan dampak pembiayaan baik terhadap fasilitas pelayanan kesehatan maupun masyarakat. Data terkait dampak pembiayaan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan didapatkan berbagai tipe fasilitas kesehatan yang tersebar di 7 provinsi dan meliputi 5 regional wilayah kerja BPJS. Sebanyak 1050 subyek penelitian berhasil dikumpulkan dari 7 provinsi sebagai berikut Jawa Tengah dan Yogyakarta (Regional I), Nusa Tenggara Barat (Regional II), Sulawesi Tengah (Regional III), Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Regional IV), dan Bangka Belitung (Regional V).  Adapun tipe fasilitas kesehatan yang terlibat dalam studi ini meliputi rumah sakit pemerintah tipe A, B, C, rumah sakit swasta, puskesmas, dan klinik swasta. Data terkait dampak pembiayaan dari aspek masyarakat didapatkan dari 240 orang tua pasien yang anaknya pernah dirawat inap di fasilitas kesehatan karena diare akut di 7 provinsi tersebut di atas.

Saat ini, studi CEA-RV sedang memasuki tahap akhir dari pengumpulan data dan ditargetkan selesai pada akhir Januari 2021. Tahap selanjutnya setelah semua data terkumpul adalah analisis data dan publikasi hasil penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga terhadap pemerintah dalam menetapkan strategi yang tepat terkait dengan penanganan diare karena rotavirus di Indonesia.