Surveillance of Enteric Typhoid Fever in Indonesia (SETIA)
Demam tifoid (tifus) adalah infeksi yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. WHO memperkirakan jumlah kasus demam tifoid dunia adalah 11-20 juta kasus. Tingkat kematian (case fatality rate (CFR)) dari demam tifoid adalah 10 – 30%, tetapi jumlah ini akan berkurang 1 – 4% pada mereka yang menerima terapi yang tepat. Biofarma dan Internasional Vaccine Institute (IVI) telah mengembangkan Typhoid Conjugate Vaccine (TCV). Uji klinis TCV telah dilakukan dengan hasil imunogenisitas tinggi dan sekarang sedang dalam proses pendaftaran di BPOM.
PKKA-PRO FK-KMK UGM dan Murdoch Children,s Research Institute (MCRI) dari Melbourne, Australia bekerja sama dalam studi Surveillance of Enteric Typhoid Fever in Indonesia (SETIA). Tujuan utama dari surveilans ini untuk menentukan cost of illness (biaya langsung dan tidak langsung) dari demam tifoid dan demam paratifoid dan untuk memperkirakan cost-effectiveness (efektivitas biaya) dan budget impact (dampak alokasi biaya) dari pengenalan Typhoid Conjugate Vaccine (TCV) ke Program Imunisasi Nasional Indonesia. Hasil penelitian ini diharapkan menyediakan bukti untuk pembuat kebijakan untuk mengenalkan vaksinasi TCV ke setiap daerah dan populasi di Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian surveilans multisite, yang akan dilaksanakan di fasilitas kesehatan di 10 Provinsi di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Tenggah dan Papua. Pada setiap provinsi, akan ada perwakilan RS tipe A/B, RS tipe C/D, RS swasta, dan Puskesmas rawat inap. Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 fase paralel, yaitu fase retrospektif dengan mengambil data rekam medis dan fase prospektif dengan melakukan pengambilan darah dan wawancara (survei).