Uji Klinik Vaksin Indovac untuk Mencegah COVID-19 Pada Anak dan Remaja di Indonesia
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Ada lebih dari 100 juta kasus COVID-19 yang dilaporkan dari lebih dari 210 negara dengan angka kematian lebih dari 2 juta kasus. Kasus COVID-19 pada anak di Indonesia terus meningkat, dan mengalami tren kenaikan yang cukup tajam. Vaksinasi COVID-19 penting untuk anak dalam mencegah dan memutus rantai penularan COVID-19.
Saat ini, Bio Farma bersama PKKA-PRO FK-KMK UGM sedang mengembangkan vaksin yang aman dan efektif untuk mencegah COVID-19 pada anak-anak usia 12-17 tahun di Indonesia. Bio Farma, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berperan dalam pengembangan vaksin SARS-CoV-2 yaitu dari jenis subunit protein rekombinan dengan menggunakan adjuvant berupa Alum dan CpG1018. Judul uji klinik ini yaitu A Phase III, Observer-Blind, Randomized, Controlled Study of the Safety and Immunogenicity of SARS-CoV-2 Protein Subunit Recombinant Vaccine in Healthy Children Aged 12-17 Years in Indonesia. Tujuannya yaitu untuk menilai keamanan dan kekebalan anak dan remaja usia 12-17 tahun setelah pemberian 2 dosis vaksin SARS-CoV-2 yang dikenal dengan Vaksin COVID-19 BUMN atau Vaksin Indovac.
Penelitian ini melibatkan peneliti-peneliti dari PKKA-PRO FK-KMK UGM, yaitu dr. Jarir At Thobari, DPharm., PhD (Study Trial Advisor), dr. Cahya Dewi Satria, M.Kes., Sp.A(K) (Lead Principal Investigator), serta Co-Lead Principal Investigator (dr. Afrilia Intan Pratiwi, M.Sc., Sp.A, dr. Weda Kusuma, M.Sc., Sp.A, dan dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc., Sp.A(K). Site uji klinik ini berlokasi di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (Lampung), RSUD Hj. Anna Lasmanah (Jawa Tengah), RS Universitas Mataram (Nusa Tenggara Barat), RS Universitas Udayana (Bali), dan RSUD Bali Mandara (Bali). Pada bulan Oktober 2022, uji klinik ini berada dalam tahap Site Inititaion Visit (SIV) dan mulai merekrut peserta. Harapannya, peserta dalam penelitian ini akan mendapat manfaat kekebalan terhadap penyakit COVID-19 dan kesehatan peserta akan dipantau hingga 12 bulan sejak vaksin dosis ke-2.
(Suci Ardini W)